Biaya Kuliah sambil Kerja di Jepang Secara Detail
Biaya kuliah sambil kerja di Jepang — selain sebagai tempat wisata yang menarik, Jepang juga menjadi destinasi banyak pelajar asing untuk melanjutkan kuliah.
Negeri sakura ini memang terkenal dengan kualitas edukasinya yang bagus, terbukti dari kemajuan teknologi dan industri yang pesat.
Termasuk juga masyarakat Indonesia. Banyak dari mereka yang berharap bisa menempuh pendidikan di Jepang tapi banyak pula yang ragu karena merasa kuliah di sana pasti mahal.
Faktanya kuliah di Jepang lebih murah dibanding dengan kuliah di negara-negara favorit lainnya seperti Amerika dan Australia. Walaupun begitu, dana yang perlu dikeluarkan masih terbilang besar.
Karena itulah persiapan matang tetap dibutuhkan dalam merencanakan studi di Jepang, seperti mengenal biayanya, cara mendapat pemasukan saat kuliah, atau kamu bisa mencari program alternatif yang juga diselenggarakan di Jepang.
Pada artikel ini, kamu akan mendapatkan pedoman lengkap dalam merencanakan hal-hal tersebut dan salah satu caranya adalah dengan mengikuti langkah-langkah untuk bisa kuliah sambil mencari lowongan kerja di Jepang.
Dengan menambah pemasukan dari bekerja, kamu bisa meringankan beban biaya kuliah sambil kerja di Jepang secara mandiri.
Pastinya ada kebanggaan pada diri sendiri dan orang tua ketika kamu bisa membayar uang kuliah sendiri, apalagi kuliah di luar negeri.
Detail Biaya Kuliah Sambil Kerja di Jepang
Pengeluaran saat kuliah di Jepang tidak hanya bersumber dari biaya pendidikan tapi biaya hidup juga dimasukkan dalam perhitungan.
Biaya ini akan dijabarkan sesuai kategorinya sehingga kamu bisa membagi dan menyiapkan uang yang harus dikeluarkan di setiap bulan.
Berikut ini rangkuman biaya kuliah sambil kerja di Jepang sebagai pedoman kamu.
-
Biaya kuliah
Sama seperti di negara lainnya, biaya kuliah di Jepang bervariasi, tergantung dari universitas dan program studi yang diambil.
Tata cara pembayaran uang pendidikan di Jepang dilakukan setiap tahun, berbeda dengan Indonesia yang dibayarkan tiap semester. Berikut ini daftar kisaran biaya kuliah per tahun di Jepang dalam rupiah.
Program sarjana
Universitas Negeri = 70 Juta
Universitas Pemerintah Daerah = 70,5 juta
Program Sarjana Unversitas Swasta
Kedokteran = 475 juta
Kedokteran gigi = 495 juta
Farmasi = 226 juta
Kedokteran hewan = 142 juta
Seni = 185 juta
Kesehatan = 163 juta
Sains/teknik = 151 juta
Pertanian = 142 juta
Pendidikan Jasmani = 130 juta
Ekonomi = 130 juta
Sastra/pendidikan = 122 juta
Kesejahteraan sosial = 121 juta
Hukum & perdagangan = 115 juta
Teologi = 115 juta
Program Professional Training College (Senmon Gakko)
Personal care = 162 juta
Keperawatan = 148 juta
Teknologi = 136 juta
Pertanian = 134 juta
Budaya/pendidikan = 134 juta
Bisnis = 122 juta
Fashion = 104 juta
Program Junior College (Tandai)
Seni = 141 juta
Teknik = 130 juta
Sains/pertanian = 116 juta
Sastra = 113 juta
Hukum/ilmu sosial = 112 juta
Perdagangan = 112 juta
Pendidikan = 109 juta
Program college of Technology (Kosen)
Universitas Negeri = 30 juta
Untuk mengetahui total dana yang perlu dikumpulkan hingga bisa menempuh kelulusan tinggal dikalikan dengan jumlah tahun yang ditempuh.
Contohnya untuk program sarjana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kelulusan adalah selama 4 tahun jadi kamu perlu membayar uang pendidikan sebanyak 4 kali.
Begitu pula dengan program lainnya seperti Senmon Gakko serta Tandai memiliki total waktu kuliah 2 tahun dan Kosen 3 tahun.
Catatan tambahan, lama kuliah untuk jurusan kedokteran, kedokteran gigi dan farmasi di Jepang lebih lama yaitu normalnya selama 6 tahun.
-
Biaya pengeluaran pokok (biaya hidup)
Biaya adalah total pengeluaran per bulan selama kamu tinggal di Jepang seperti makan, tempat tinggal, transportasi, asuransi kesehatan dan kebutuhan lainnya.
Untuk biaya hidup di Jepang, kamu perlu menyiapkan kira-kira 10 hingga 15 juta rupiah tiap bulannya.
Jumlah ini tidaklah mutlak karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti daerah tempat kamu tinggal dan juga gaya hidup kamu.
Bahkan jika kamu mau berhemat dan tahu strateginya, pengeluaran ini bisa ditekan hingga 8 juta rupiah ke bawah.
Beberapa cara yang bisa kamu terapkan adalah memasak sendiri, memilih tempat tinggal khusus pelajar asing yang pastinya jauh lebih murah, dan pintar-pintar dalam membeli barang seperti membeli pakaian saat obral dan cukup setahun sekali saja.
Cara Memenuhi Biaya Kuliah Sambil Kerja di Jepang
-
Mendaftar beasiswa
Mengajukan diri untuk menerima beasiswa adalah alternatif terbaik untuk mendapatkan biaya kuliah sambil kerja di Jepang. Kamu bisa menutupi sebagian atau bahkan secara penuh biaya kuliah dari beasiswa.
Info beasiswa bisa didapatkan dengan banyak cara seperti berselancar di internet, mencari di magang kampus, atau menanyakan rekomendasi dari dosen kamu.
Beberapa beasiswa yang sedang dibuka adalah Beasiswa Monbukagakusho (MEXT). Beasiswa ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang untuk berbagai tingkat mulai dari diploma hingga sarjana.
Beasiswa MEXT juga menawarkan program untuk pelatihan guru dan pelajar yang sedang menjalani penelitian.
Selain itu ada pula Beasiswa Mitsui-Bussan yang merupakan hasil kerja sama Kemendikbud dengan perusahaan Mitsui & Co. Ltd. Beasiswa ini bersifat penuh dan diperuntukkan bagi lulusan SMA yang ingin melanjutkan S1 di Jepang.
-
Kerja part-time
Cara lain mendapatkan biaya kuliah sambil kerja di Jepang adalah dengan menjadi pekerja paruh waktu atau Arubaito. Banyak pelajar asing di Jepang yang menjadi Arubaito karena jam kerja yang tidak terlalu lama dan bisa menggunakan visa pelajar.
Untuk memulai kerja part time bisa dari mencari lowongan pekerjaan di Jepang di berbagai situs seperti jobsinjapan, gaijinpot dan daijinjob.
Penghasilannya memang tidak seberapa tapi setidaknya bisa menutupi biaya hidup kamu selama belajar di Jepang. Untuk kisaran gaji dari bekerja part time berada di angka 5 hingga 8 juta rupiah per bulan.
Program Belajar di Jepang Yang Cukup Murah
Jika kuliah di Jepang dirasa masih memerlukan dana yang besar, kamu bisa mencoba mengikuti program lainnya yang juga menawarkan kelas belajar sambil bekerja di Jepang yang jauh lebih murah.
Berikut ini pilihan selain kuliah yang mungkin sesuai dengan minat dan bidang yang ingin kamu tekuni.
-
Program magang
Magang bisa menjadi alternatif pertama untuk bisa merasakan belajar sambil bekerja di Jepang.
Program ini dibuka pemerintah Jepang untuk mengisi kekurangan tenaga kerja yang masih membutuhkan seperti di daerah pedesaan dan sektor-sektor industri tertentu.
Keuntungan selama magang yaitu menerima gaji sebesar 15 hingga 20 juta rupiah tiap bulannya dan mendapatkan fasilitas seperti tempat tinggal dan transportasi untuk bekerja.
Untuk bisa menjadi calon peserta magang, kamu bisa mendaftar ke LPK terdekat yang menyediakan jasa penyaluran untuk program magang ke Jepang. Biaya yang dibutuhkan untuk pelatihan sebelum keberangkatan bervariasi, mulai dari 35 juta hingga 50 juta rupiah.
Bahkan jika kamu masuk lewat jalur negeri, kamu hanya mengeluarkan uang yang jauh lebih rendah karena adanya bantuan subsidi dari pemerintah tapi dengan catatan bahwa jalur ini memiliki seleksi yang lebih ketat.
-
Program Ryuugaku
Ryuugaku adalah program pertukaran pelajar dari Indonesia ke Jepang. Program ini bisa diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari murid SMA hingga pelajar universitas.
Program ini diprioritaskan untuk pelajar yang punya ketertarikan akan negara Jepang dan ingin merasakan budaya hidup dan belajar di sana.
Untuk bidang yang berkaitan dengan program ini mencangkup ke dalam pendidikan, bahasa, olahraga dan budaya.
-
Program G to G
Alternatif terakhir untuk bisa kuliah sambil kerja di Jepang adalah program Government to Government yang dibuka sekali tiap tahun.
Program ini menawarkan posisi bekerja yang berhubungan dengan bidang keperawatan yaitu Kaigofukushi (care worker) dan kangoshi (perawat rumah sakit).
G to G termasuk ke dalam program belajar sambil bekerja karena peserta akan mendapatkan pelatihan tambahan di satu tahun pertama mereka bekerja dan menjadi trainee hingga masuk tahun kedua bekerja.
Untuk bisa menjadi peserta tentu saja memiliki kualifikasi pendidikan di bidang keperawatan dan punya pengalaman bekerja sebagai perawat.